Monday, July 12, 2010

ROTI GORENG


Bahan :
- 1 kg terigu gandum
- kentang 1/2 kilo ---> direbus ---> di haluskan
- Mentega "blue band" 2 bungkus
- Induk  roti / ragi instan
- garam dan gula secukupnya
- tepung roti

Isi :
- terserah, bisa COKLAT, SELAI buah, ABON, KEJU (sesuai selera)

Cara membuat :
1. Kocok telur + Mentega + gula garam secukupnya
2. Campur induk roti kedalam 200 cc air matang
3. gabungkan kedua nya ( 1 + 2 )
4. masukkan Kentang yang sudah dihaluskan dan Terigu kedalam adonan diatas
5. aduk ratu sampai tidak lengket lagi di wadah
6. diamkan 1/2 jam sampai mengembang

setelah adonan jadi....

1. ambil adonan, bentuk dengan tangan, isi sesuai selera
2. digoreng (api kompor kecil saja)

jika ingin memakai tepung roti, sebelum digoreng, dicelupkan terlebih dahulu ke cairan telur, lalu gulingkan dengan tepung roti ---> lalu digoreng...

Saturday, July 10, 2010

Resusitasi atau baca YASIN??

Pagi ini gue didatangi pasien laki2, dewasa muda  yang mengalami penurunan kesadaran karena keracunan obat (menurut keluarganya). Yang terlihat dari awal adalah prognosa pasien ini yang sudah dubia et malam (prognosa buruk), sesuai dengan feeling yang gue rasakan (semakin banyak berhadapan dengan banyak kasus, semakin terasah feeling kita).
Mencoba meAnamnesa keluarga dengan cepat dan memeriksa pasien dengan cepat, dapetlah kesimpulan diagnosa sementara : decrease of counsiousness ec s.intoksikasi obat dd cva haemoraghic ec Hypertensi crisis dd ec  rupture AVM ec hypertensi crisis.
Pasang IV line, oksigen, cateter, dan NGT. Pasien ini indikasi ICU, tp karena ga ada tempat kosong di ICU, so selain me KIE ibu pasien ttg kondisi anaknya, gue juga coba menawarkan untuk dirujuk ke rumah sakit Tanjung pandan. tapi keluarga pasien memilih untuk tidak dirujuk (gue pikir juga lebih baik tidak dirujuk karena banyak faktor. mulai dari prognosa nya yang sudah dubia et malam, askes pasien yang belom diurus; jatohnyakeluarga pasien harus bayar terlebih dahulu semuanya, walaupun nanti ganti. klo untuk rumah sakit beltim sich ga masalah cos obat2nya ditanggung semua. tp di tanjung? ga semua obat ditanggung pemda. sedangkan pasien ini butuh obat2an tersebut). Gue cuma menterapi supportif aja. Mulai dari bilas lambung, pemberian 1 ampul dexa, 1 ampul citicolin, 1 ampul piracetam, 1 ampul ranitidin. Tensi pasien ini tinggi sekali ditambah dengan takikardi sekali. Dalam pengawasan ketat di UGD dengan penatalaksanaan hipertensinya menggunakan clonidin, gue serahkan pengawasan ke perawat karena gue harus visit pasien ICU. didalam pikiran dan hati gue, memang kemungkinan akan meninggal pasien ini ga dalam waktu ga lebih dari 2jam.
Bener! 45 menit kemudian gue dipanggil karena pasien sudah napas 1-1. YUPP kondisinya dalam sakaratul maut (udah sering liat pasien yg sedang dicabut).
DILEMA....
 yup sering kali gue merasakan dilema saat berada dikondisi ini. Gue lakukan Resusitasi dengan CPR dll ataukah gue memberi kesempatan pada keluarga untuk membimbing pasien yg sedang sakaratul maut untuk "pergi" dengan tenang???
untuk kasus hari ini, gue memilih untuk tidak melakukan resusitasi dan memfasilitasi keluarga untuk membaca yasin disamping pasien. knp gue memilih itu? pertama karena, dengan fasilitas yang terbatas dan tidak adanya konsulen serta prognosis yang memang sudah jelek, percuma saja dilakukan resusitasi, malah akan memberatkan pasien karena tidak "lancar kepergiannya".
Memang hampir 100% kasus yang mengharuskan dilakukan resusitasi dengan CPR semuanya meninggal. entar karena tidak adanya fasilitas yang memadai ataukah sumber daya manusia nya yang tidak hebat. berangkat dari persentase itu dan prognosis dari tiap kasus, muncullah keputusan untuk lebih memilih memfasilitasi keluarga untuk "membimbing" dibandingkan dengan melakukan resusitasi (dgn CPR).

Tuesday, July 6, 2010

6 Juli 2010

Jaga UGD lagi.....bulan ini bulan UGD....
Pagi ini di UGD gue mulai dengan Belajar ttg aritmia smbil dengerin lagu2 craig david dan minum kopi. Habis 1 bab, tiba-tiba pintu kamar jaga diketok....."bu, ada pasien..."

ada 2 pasien.
Pasien pertama, pasien rujukan dari poli umum untuk di observasi ec intoksikasi alkohol tanpa ada trauma lain. gue periksa ulang ternyata orang tersebut minum alkoholnya 3 hari yang lalu denga tambahan kuku bima = alkohol oplosan. Awalnya keadaannya baik, COMPOS MENTIS, dengan Nadi agak cepat 103x/menit, tekanan darah normal 130/90, dan napas agak cepat 25 x/menit. dari pemeriksaan fisik ga gue dapetin apa2 ya bisa di bilang dalam batas normal lah...
tindakan selanjutnya ya :
Observasi ketat dengan terapi rehidrasi, antimuntah dan vitamin thiamin 100 mg untuk intoksikasi alkoholnya.
Gue ga lakukan bilas lambung karena gue pikir pasien minum nya 3 hari yang lalu so sudah lama dan tidak ada manfaatnya kalo dilakukan bilas lambung saat ini. klo seandainya pasien tersebut datang ke UGD setelah minum alkohol (saat itu juga), ya gue bilas lambunglah...
Dalam observasi gue, awalnya keadaannya baik tp 2 jam kemudian, terlihat sesak sekali dan kesadarannya semakin menurun disertai nadi yang semakin cepat (takikardi) tp tanda2 vital lainnya dalam batas normal, dan pemeriksaan fisik pun tidak gue temukan kelainan. ya daripada kenapa-kenapa dan ruangan ICU penuh, ya gue rujuk.
Beberapa kali gue nemunin kasus intoksikasi alkohol oplosan tanpa ada trauma lain. Mulai dari yang sopor sampai yang samnolen. yang sopor ada yang langsung meninggal , ada yg selamat sampai tempat rujukan. yang samnolen, alhamdulillah bisa diselamatkan.

Kalo mau diliat, banyak sekali kasus intoksikasi alkohol oplosan di indonesia. di belitung timur ini kasus nya juga banyak dan hampir 50% meninggal dunia. Campuran nya bisa macam2. Alkohol 70% dicampur kuku bisa, kratingdeng, cocacola, antimo. Gue ga tau mereka dapet pengetahuannya darimana. Ada aja ya...
Rendahnya tingkat pendidikan formal maupun pendidikan agama memang sangat mempengaruhi "benteng" seseorang. Didaerah tempat gue PTT, banyak sekali pengaruh jelek dari luar pulau yang dikombinasi dengan kebiasaan/budaya setempat yang menunjang pengaruh tersebut tumbuh dengan baik tanpa adanya usaha meningkakan pendidikan membuat daerah ini "rusak" dengan efek samping yang sudah mulai kelihatan seperti semakin tingginya kasus intoksikasi alkohol, kasus HIV-AIDS, kasus Hepatitis B, dan kasus kawin-cerai semakin marak.

Pasien ke dua
Datang berbarengan dengan pasien pertama dengan keluhan kaki kanannya bengkak dan mengeluarkan cairan. Memasuki ruangan tindakan, bau menyengat mulai tercium. TOP abiszzz baunya...hehehe maskerpun ditembusnya. Terlihat seperti SELULITIS pedis dexter (tentang selulitis bisa diliat di tulisan sebelumnya). Awal luka nya hanya seperti bisul dan berkembang dengan cepat (3hari). Terpikir diabetes meliitus?? GULA darah pasien ini Normal. Dengan semangat 45 gue langsung menginstuksikan perawat2 untuk menyiapkan alat2 dan gue mempersiapkan diri dengan memakai baju berlapis (males kotor).
memulai dengan :
1. IV line access (pasang infus)+ analgetik (anti nyeri)
2. Disinfeksi daerah luka (daerah luka dan sekitarnya dibersihkan)
3. Aspirasi ---> yang keluar cairan serous
4. Mulai melakukan pengelupasan kulit luar
DUARRRR....air serous keluar diserati bau yang sangat sangat menyengat. disentuh jaringan putihnya ternyata itu adalah jaringan yang sudah mati.
5. Gunting semua jaringan matinya yang tebalnya mencapai 2 cm dengan pus (nanah) dan cairan serous yang semakin byk
 Memakan waktu kira2 dua jam untuk menyelesaikan nya. cuci luka dengan cairan NS dan kompres dengan kassa yang di basahi betadine.
6. Antibiotik  kombinasi (Ceftriaxone + metronodazole)
7. Rawat Luka selanjutnya 2x sehari dengan taburan Metronidazole bubuk)

Ditempat gue PTT banyak sekali kasus ini bahkan sampai ada yang belatungan...hehehehe tapi alhamdulillah dengan perawatan luka yang cukup baik dan rutin, luka2 mereka sembuh sempurna. YIPPy....

pasien yang  kesekian...
KLL...2 orang dari dinas kesehatan. Suami Istri. alhamdulillah cuma cidera kepala ringan. Untuk istrinya ada Fraktur tertutup tibia dexter 1/3 distal. Tidak ada tanda-tanda syok.
Hanya pada status lokalis di cruris kanan : deformitas ( penonjolan abnormal), nyeri tekan, nyeri bila digerakkan, menurunnya range of motion. Ro cruris menunjukkan memmang terjadi fraktur di tibia nya.
Hanya dilakukan pembidaian, pemberian analgetik, dan siap dirujuk besok pagi ke Jakarta...hehehhe...

Hari ini emang ga rame pasiennya. tp cukup lah untuk nambah pengalaman. Semoga besok bertambah lagi pengalamannya ..amin..